Rider tim Ducati, Francesco Bagnaia memang tak berhasil menjadi juara saat tampil di MotoGP Inggris 2023 lalu. Akan tetapi, Bagnaia mengamankan podium kedua yang membuatnya tetap mendapatkan banyak poin untuk mempertahankan posisi di klasemen MotoGP 2023. Bisa dibilang, Francesco Bagnaia memilih bermain aman saat tampil di seri MotoGP Inggris.
Secara khusus, performa Bagnaia disorot setelah gerimis mulai mengguyur Sirkuit Silverstone yang menjadi arena balapan kala itu. Ia tak tampil seagresif saat lintasan masih kering. Bagnaia memilih mengamankan posisi yang sudah dicapainya saja.
Hal tersebut membuat Aleix Espargaro punya peluang besar memenangkan perlombaan. MotoGP: Francesco Bagnaia Pilih Main Aman saat di Inggris, Pecco Juga Sempat Kena Protes KTM Francesco Bagnaia: Strategi Aman di MotoGP Inggris 2023 Membuahkan Podium Kedua
Jefri Nichol Minta Maaf pada Pendukungnya usai Kalah Tinju Lawan El Rumi Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 93 94 Kurikulum Merdeka: Membandingkan Isi Teks Halaman 3 Kalah dari El Rumi, Jefri Nichol Ngebet Duel Tinju Lagi dengan Anak Ahmad Dhani: Gue Masih Geregetan
Marc Marquez Jagokan Francesco Bagnaia Juarai MotoGP India 2023, Dia Sendiri Akan Main Aman Dan benar saja, Espargaro lah yang keluar sebagai pemenang setelah mengalami perjalanan yang dramatis menuju garis finish. Hal tersebut membuat tak sedikit yang mempertanyakan keputusan Pecco Bagnaia memilih untuk bermain aman.
Tak sedikit pula yang menganggap sang rider takut bakal tergelincir lagi saat membalap di lintasan basah. Bagnaia pernah mengalami hal serupa dalam balapan lainnya. Hasilnya, ia tak mendapatkan poin apapun yang bisa digunakan untuk menguatkan posisi di klasemen MotoGP.
Meski demikian, Bagnaia tak ambil pusing. Ia mengaku cuma fokus mengikuti balapan dan mengambil keputusan terbaik yang tersedia. "Mengawali balapan dengan tak sepenuhnya ada pada lintasan kering bukanlah perasaan terbaik," ungkap Bagnaia dikutip dari laman Motorsport .
"Namun itu membuat saya makin termotivasi. Jika Anda fokus, Anda bisa menjalani balapan dengan baik." "Terkadang Anda melihat saya berada di posisi start yang agak ke belakang." "Kami sedang mengerjakan sesuatu saat sesi latihan untuk mendapatkan rasa yang pas saat balapan."
"Itu adalah sesuatu yang lebih saya sukai. Hal tersebut bisa memberikan Anda konsentrasi lebih," sambungnya. Bagnaia sendiri sempat terancam kehilangan posisi kedua yang ia jaga dengan sangat hati hati. Pasalnya, tim KTM melancarkan protes kepada Race Direction terkait aksi Bagnaia saat melahap lap di Silverstone.
Menurut mereka, Bagnaia beberapa kali melanggar track limit yang bisa berujung pemberian penalti. Namun, protes tersebut ditolak oleh pihak race direction. Mereka beralasan sensor yang menandakan adanya track limit tak berbunyi.
Sebagaimana dikutip dari Motorsport , Francesco Guidotti selaku manajer KTM telah menemui tim race direction untuk mendapat pencerahan soal insiden tersebut. Jajaran komisaris yang berada di kantor race direction dengan tegas menekankan bahwa tak ada pelanggaran di sana karena sensor tak berbunyi. Melanjutkan keputusan tersebut manajer KTM tak bisa merubah situasi apapun yang artinya Pecco tetap berhak finis di podium kedua.
Padahal jika insiden track limit itu terbukti benar adanya, Binder bisa saja naik ke podium ketiga sesuai dengan peraturan yang ada. Yang mana seperti diketahui, jika seorang pembalap melakukan track limit, maka dia dihukum turun satu posisi dan rider dibelakangnya berhak naik posisi. Hal ini pernah dialami oleh Brad Binder beberapa waktu lalu di MotoGP Belanda 2023.
Di mana Binder sejatinya finis di urutan ketiga namun harus turun posisi karena dirina melewati garis hijau dan dihukum oleh FIM karena track limit. Dari situ Aleix Espargaro yang berada di belakangnya bak mendapat 'give away' podium setelah Binder melakukan kesalahan tersebut. Namun sayang, hal ini tak terjadi di Pecco saat balapan di Sirkuir Silverstone. Pasalnya FIM menilai sensor yang berada di titik lintasan tersebut tidak berbunyi,
"Ban tidak menyentuh zona hijau dianggap di luar aspal karena sensor tidak terpicu," kata panel komisaris Federasi Sepeda Motor Internasional (FIM).