Ketahui Bahaya Penyakit Aneurisma, Perokok Rentan Mengalaminya

Penyakit aneurisma otak mungkin masih jarang terdengar oleh masyarakat Indonesia. Padahal, penyakit ini terbilang berbahaya dan punya risiko kematian cukup tinggi. Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis bedah saraf RS Pondok Indah – Pondok Indah Dr. dr. Mardjono Tjahjadi Sp. B. S di Jakarta, Selasa (12/9/2023).

Aneurisma otak merupakan benjolan yang ada pada pembuluh darah di otak. Benjolan tersebut bisa semakin besar dan suatu saat dapat meledak. Jika meledak, maka pembuluh darah bisa bocor yang berakibat pada pendarahan di dalam otak.

Berdasarkan data Brain Aneurysm Foundation, saat pembuluh darah pecah, kemungkinan seseorang mengalami kefatalan hingga kematian bisa mencapai 50 persen. RESMI: Transfer LIGA INGGRIS Ditutup Malam Ini, MU 10 Pemain, Liverpool 17, Luton 10, Arsenal 3 Liverpool Menyegel Kesepakatan Dengan West Ham dan Xabi Alonso Tenggat Waktu Impian Jurgen Klopp

Klarifikasi Pria Pelaku Aksi Lempar Batu ke Mobil Travel Padang Muaro Bungo di Sijunjung Kasus Staf Desa di Bandung Barat Diduga Kampanyekan Caleg Tak Dilanjutkan, Ajak Ibu ibu Nyoblos Ini Ingat Baliah Pengemis Viral A Kasihan A? Kemensos Turun Tangan, Kini Punya Pekerjaan Baru

Hasil Korea Selatan vs Australia, Penakluk Timnas Indonesia Gagal Melaju ke Semifinal Piala Asia Idham Mase Kekeuh Cerai dengan Catherine Wilson, Kecewa Keket Tak Mundur dari Caleg, Rebutan Suara Halaman 3 "Maka kemungkinan kita chek out (meninggal) adalah 50 persen," ungkapnya pada media briefing yang diadakan oleh RS Pondok Indah di Jakarta, Selasa (12/9/2023).

Lalu apakah 50 persen sisanya pasien bisa kembali normal? Sayangnya, tidak. Sebanyak 66 persen orang yang selamat mengalami kecacatan karena kerusakan otak. Kemungkinan bisa bekerja atau beraktivitas seperti sedia kala potensinya sedikit sekali.

Aneurisma memang berbahaya, namun nyatanya penyakit ini bisa dicegah. Salah satu cara pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan tidak membiarkan benjolan tersebut pecah. "Jadi kadang kadang tidak tahu timbul aneurisma. Kalau sudah timbul dijaga, jangan sampai pecah," tegasnya.

Hanya saja, sebagian besar pasien yang datang kerap datang saat pembuluh darah sudah pecah. Hal ini dikarenakan pasien tidak menyadari jika dirinya mengalami benjolan di dalam otak. "Sebanyak 90 persen pasien aneurisma otak yang datang ke Indonesia untuk penanganan medis rata rata sudah pecah," kata dr. Mardjono lagi.

Lebih lanjut, dr dr. Mardjono pun ungkap siapa saja kelompok yang berisiko. Diantaranya perokok, punya riwayat tekanan darah tinggi dan ada riwayat keluarga. Selain itu orang yang berusia di atas 40 tahun juga berisiko alami aneurisma.

"Perempuan juga lebih banyak terkena. mereka yang mengonsumsi kokain dan alkohol yang berlebihan," pungkasnya. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *